Mengungkap Jejak Sejarah di Balik Nama-Nama Kampung di Kelurahan Sawah Gede


Kelurahan Sawah Gede, yang terletak di Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, memiliki sejarah penamaan yang unik dan sarat makna budaya. Nama "Sawah Gede" berasal dari bahasa Sunda, di mana "sawah" berarti lahan padi, dan "gede" berarti besar. Penamaan ini mencerminkan masa lalu wilayah tersebut yang dikenal dengan hamparan sawah luas yang menjadi ciri khasnya.

Menurut Dendi Irawan dan Deni Ramdaniawan, nama wilayah ini dulunya adalah "Cianjur Wetan" hingga tahun 1973, sebelum berganti nama menjadi "Sawah Gede." Perubahan nama ini dilakukan untuk lebih menggambarkan karakter geografis dan kultural daerah tersebut. Namun, mereka juga menyebutkan bahwa beberapa masyarakat meyakini nama "Sawah Gede" sudah digunakan sejak awal tanpa perubahan.

Kelurahan ini memiliki beberapa wilayah dengan nama khas dan cerita menarik di baliknya, seperti:

1. Kampung Gang Kartini
Menurut Ibu Ai Juarsih dan Bapak Raden Kusnadi, Kampung Gang Kartini, yang terletak di Jalan Kapten Bahruddin, dulunya merupakan kawasan perumahan tentara. Penamaan wilayah ini diambil dari nama R.A. Kartini sebagai penghormatan atas perjuangannya di bidang hak-hak perempuan dan pendidikan. Hingga kini, nama tersebut tetap menjadi identitas kampung, mengingatkan masyarakat pada semangat perjuangan bangsa.

2. Kampung Gunung Gede
Berdasarkan penuturan Bapak Dudit Setiagraha, Kampung Gunung Gede awalnya dikenal dengan nama Gang Mujaer karena adanya kolam berisi ikan mujaer, dan Kampung Santiong karena adanya kuburan Tionghoa di masa lalu. Pada tahun 1990-an, nama resmi diubah menjadi Gang Gunung Gede sebagai kebijakan pemerintah. Meski begitu, beberapa masyarakat lama masih menyebutnya dengan nama-nama awal, yang menjadi bagian dari sejarah lokal mereka.

3. Kampung Joglo
Menurut Pak Iwan Setiadi dan Alm. Bapak Ade Toni, nama Kampung Joglo berasal dari Terminal Joglo yang dahulu menjadi pusat aktivitas masyarakat. Lama-kelamaan, wilayah di sekitar terminal ini dikenal dengan nama Joglo, dan nama tersebut bertahan hingga sekarang tanpa perubahan. Meskipun terminal kini tidak lagi menjadi ciri utama, nama Joglo tetap menjadi simbol identitas wilayah. Penduduknya mayoritas menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari, mencerminkan budaya lokal yang masih terjaga.

Setiap nama wilayah di Kelurahan Sawah Gede menyimpan kisah yang mencerminkan nilai sejarah, budaya, dan identitas lokal. Toponimi di wilayah ini tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang.

Penamaan wilayah di Kelurahan Sawah Gede memperlihatkan perpaduan nilai-nilai sejarah, budaya, dan geografis yang kaya. Setiap nama menjadi simbol identitas lokal yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Upaya untuk menjaga dan melestarikan toponimi ini penting dilakukan agar warisan budaya yang berharga ini tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.


Penyusun: Alvi Fadillah, Amalia Nur Rianti, Anggia Murni, Eka Komala, Isda Laila Agnina, Laela Sri Sauri Dalfa, M. Samzza Ramadhan, Rabila Geasani
(Mahasiswa Universitas Suryakancana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
                                                           

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama